SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 886 siswa peserta
Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/MTs/SMPT di Jawa Timur tahun ini
dinyatakan tidak lulus. Kendati demikian, Dinas Pendidikan Jatim
mengklaim jumlah ketidaklulusan siswa terus menurun dalam tiga tahun
terakhir.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun, 886 siswa
atau sebesar 0,16 persen dari total 546.503 siswa peserta. ''Tahun 2010
prosentasenya 0,28 persen, tahun 2011 ada 0,21 persen dan tahun ini
menurun jadi 0,16 persen," katanya, Jumat (1/6/2012).
Penyebab
ketidaklulusan siswa itu kata Harun karena sebagian besar tidak
mengikuti UN dan ujian susulan dengan berbagai alasan seperti sakit,
mengundurkan diri tanpa keterangan, atau karena menikah.
SMP
swasta menyumbang lebih banyak angka ketidaklulusan, yakni 0,21%.
Sementara di jenjang MTs mencapai 0,14%. Tingkat ketidaklulusan di SMP
negeri hanya 0,13%, sedangkan di MTs negeri sebesar 0,11%.
"Tapi yang jelas, tahun ini tidak ada sekolah yang seluruh muridnya tidak lulus di Jatim," tambahnya.
Lima
siswa dengan nilai UN SMP tertinggi adalah Anggi Indah Safitri dari
SMPN 1 Bondowoso (39,80), Audi Wira Pradhana dari SMPN 26 Surabaya
(39,60), Maria Pradnya Paramita dari SMPN 1 Mojokerto (39,60), M.
Dzakiansyah Bagus Pratama dari SMPN 1 Gresik (39,60), dan Ulfiana Ihda
Afifa dari SMPN 1 Kauman Tulungagung (39,60).
Sedangkan untuk MTs
adalah Mochamad Adnan Hakiki dari MTs Negeri 2 Bondowoso (39,60), Satrio
Dermawan dari MTs Negeri Sidoarjo (39,35), Abdur Rachman dari MTs
Negeri Sidoarjo (39,35), Yahya dari MTs Al Khoziny Sidoarjo (39,35),
dan Imam Hartoyo dari MTs Al Amin Krian Sidoarjo (39,35). (K15-11)